PENDIDIKAN KEBENCANAAN SEBAGAI UPAYA MENGURANGI DAMPAK BENCANA GEMPABUMI DI TAMAN KANAK-KANAK KIBAR KABUPATEN BANTUL DI. YOGYAKARTA

Bencana alam merupakan fenomena alam yang tidak dapat dihindari di kawasan Indonesia. Kondisi ini disebabkan oleh letak Indonesia yang berada di kawasan ring of fire. Ring of fire atau cincin api merupakan kawasan pertemuan lempeng tektonik yang aktif yaitu Eurasia, Pasifik, dan Indo Australia. Lebih dari 18.000 kepulauan Indonesia berada di sepanjang cincin api Pasifik yang memiliki banyak gunung berapi aktif dan patahan tektonik. Aktivitas lempeng tektonik dapat mengakibatkan bencana alam, salah satunya adalah gempa bumi. Kegiatan penanggulangan bencana gempa bumi sangat penting dilakukan di kawasan Indonesia. Hal tersebut berguna untuk mengurangi dampak risiko yang dapat ditimbulkan apabila sewaktu-waktu gempa bumi datang. Tindakan atau penangganan bencana ada tiga skenario menurut UNDRO (United Nations Disaster Relief Organization) yaitu pencegahan, persiapan, dan  pertolongan. Siklus Manajemen Penanggulangan Bencana merupakan upaya sistematis yang kegiatannya membentuk suatu siklus. Kegiatan tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga tahapan, yaitu (1) Tahap saat kejadian bencana, yang mencakup kegiatan tanggap darurat (response), dan pertolongan (relief), (2) Tahap pasca bencana, yang mencakup kegiatan rehabilitasi atau pemulihan (recovery), dan rekontruksi atau pembangunan (development), (3). Tahap prabencana, yang mencakup kegiatan pencegahan (prevention), dan penjinakan (mitigation).

Menurut data BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) mulai 10 Mei 2018 sampai 11 Juli 2018 tercatat 60 kejadian gempa bumi di Indonesia. Meskipun data gempa bumi terakhir tersebut tidak sampai menyebabkan kerusakan, namun kondisi ini mengingatkan kepada masyarakat Indonesia bahwa gempa bumi sangat dekat di lingkungan kita. Salah satu kejadian gempa bumi besar pada dekade terakhir ini telah terjadi di Provinsi DI. Yogyakarta dan sekitarnya pada 27 Mei 2006, menyebabkan kerusakan bangunan dan memakan korban jiwa. Salah satu bangunan sekolah yang mengalami kerusakan adalah TK Kibar yang berlokasi di Kotagede Yogyakarta. Akibat gempa bumi tersebut, dilakukan upaya rekontruksi bangunan TK Kibar yang berlokasi di Grojogan Tamanan Bantul dimana lokasi tersebut masih merupakan lokasi rawan bencana karena berada di kawasan Sesar Opak. Upaya kegiatan siklus manajemen penanggulangan bencana yang dapat dilakukan di lokasi tersebut adalah  tahap prabencana, yang mencakup kegiatan pencegahan (prevention). Pendidikan  mitigasi bencana penting dilakukan untuk memberi pengetahuan kepada masyarakat sedari dini, khususnya siswa TK.

Pendidikan Kebencanaan di Sekolah TK Kibar dilakukan dengan cara yang interaktif dan menyenangkan. Melalui cara tersebut anak-anak akan lebih mudah memahami dan mengerti tentang bencana gempa bumi. Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam upaya meningkatkan pengetahuan siswa TK tentang becana gempa bumi adalah dengan media gambar/ peta interaktif tentang kondisi lingkungan di Indonesia, media gambar dengan mewarnai gambar cara menyelamatkan diri ketika bencana datang dan sedang berada di dalam ruangan, menyanyi lagu tentang gempa bumi, bercerita dongeng, dan melakukan praktek simulasi bencana gempa bumi. Siswa TK Kibar sangat antusias dalam mengikuti rangkaian kegiatan yang dilakukan. Najwa 6 tahun (siswa TK Besar) mengungkapkan bahwa telah mengetahui cara menyelamatkan diri ketika bencana gempa bumi datang. Melalui pemahaman tentang penyelamatan diri ketika bencana gempa bumi, siswa dapat menceritakan di lingkungannya sehingga pengentahuan gempa bumi akan semakin luas di masyarakat.

Ika Afianita Suherningtyas, S.Si, M.Sc